Anggota DPR RI Reny Astuti : Lewat UPPB, Petani Dapat Menjual Harga Karet Lebih Tinggi
BANYUASIN — Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Gerindra Renny Astuti mengajak petani karet bergabung atau membentuk Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). Sebab, keberadaan UPPB berpotensi menaikkan kualitas dan harga jual karet yang mengacu kadar karet kering (K3).
“Komisi IV DPR RI hingga saat ini juga terus konsentrasi dalam upaya meningkatkan produksi karet masyarakat, karena saat ini masa pandemic covid-19 sangat berpengaru tentunya harus perlu campur tangan pemerintah dalam mendorong keberlangsungan produktifitas petani karet di daerah-daerah, salah satunya di Kabupaten Banyuasin,” kata Renny Astuti, saat kunjungan kerja di UPPB Maju Bersama di Desa Lalan Sembawa, Kamis (23/07).
“Oleh karena itu, lewat UPPB, petani dapat menjual harga karet lebih tinggi. Sedangkan, apabila menjual langsung ke tengkulak mereka hanya mendapat harga murah. Jadi kalau kita sering menerima keluhan harga karet murah itu adalah harga karet yang dijual petani langsung ke tengkulak,” tambah Renny.
Direktur pengelolahan dan pemasaran hasil perkebunan Kementrian Pertanian, Dedi Junaedi mengatakan ini merupakan program pemerintah pusat dengan total keseluruhan seluruh provinsi sekitar 100 milyar rupiah dan Provinsi Sumatera Selatan sendiri sekitar 20 milyar rupiah.
“Ada program pemerinta pusat dalam program pembelian karet dengan total sekitar 100 milyar rupiah di tahun 2020, untuk Sumatera Selatan sendiri sekitar 20 Milyar rupiah untuk beberapa sentra karet yang diatur PUPR Provinisi,” kata Dedi.
“Kami berharap serapan karet di Sumatera Selatan dapat lebih meningkat lagi dengan mendorong UPPB di daerah sebagai sentra penerima produksi karet masyarakat. Upaya untuk meningkatkan penghasilan petani karet dilakukan dengan meningkatkan daya mutu kualitas dan memotong mata rantai pasar. Nanti oleh pelelangan dan pabrik datang langsung ke UPPB yang saat ini sudah dibentuk oleh pemerintah,” tambah Dedi.
Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono mengatakan, karet luar biasa di Banyuasin dimana saat ini sudah ada sekitar 69 UPPB yang dibangun. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
“Selain penghasil pangan nasional, Kabupaten Banyuasin juga berpotensi sebagai penghasil karet terbanyak di Indonesia tentu ini menjadi peluang bagi petani-petani karet untuk terus mengembangkan usaha pertanian dalam bidang komoditi karet. Apalagi saat ini di sudah ada sekitar 69 UPPB. Tentu geliat ekonomi terus bertumbuh dan semoga hal ini menjadi salah satu terwujudnya program Banyuasin Bangkit adil dan sejahtera,” kata Slamet Somosentono.
Dalam kesempatan kunjungan kerja reses itu juga anggota DPR RI Komisi IV Renny Astuti bersama direktur kementrian pertanian, dan Wakil Bupati Banyuasin melakukan peletakan batu pertama pembangunan UPH dan penyerahan bantuan alat pasca panen untuk UPPB Jaya Berkah Kencana. (Adm)