Awal Tahun 5 Pasien Demam Berdarah Meninggal Dunia

 Awal Tahun 5 Pasien Demam Berdarah Meninggal Dunia

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ferry Yanuar SKM MKes. Foto : Larassati (sibersumsel.com)

Penulis : Larassati

Editor   : Nuraini

  • Banyuasin dan Palembang Penyumbang Terbesar Kasus Deman Berdarah
  • Waspadai Nyamuk Penyebab DBD Mulai dari Jentik di Lingkungan Sekitar

PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Awal tahun 2022 masyarakat Sumatera Selatan total kasus Demam Berdarah (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti sudah mencapai sekitar 365 kasus dan 5 orang meninggal dunia akibat terlambat di bawa ke layanan fasilitas kesehatan.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan provinsi Sumsel Dra Lesty Nurainy Apr MKes melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ferry Yanuar SKM MKes, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Rabu (09/02/2022).

Ferry menyebutkan berdasarkan data wilayah Sumsel pada tahun 2022 ini yang tercatat kasus DBD tertinggi yakni Palembang dan Banyuasin dimana penyumbang terbesar dari kasus DBD yakni orang dewasa.

Menyikapi hal tersebut Dinkes Sumsel menggalakan program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama pendekatan melalui RT/RW bersinergi menggerakkan masyarakat.

“Dimana salah satu anggota keluarga mempunyai kader-kader jumantik ini untuk mengecek lingkungan rumah yang berpotensi tempat nyamuk hinggap dan bertelur,” urainya.

Di jelaskan Ferry pPengaplikasian 3 M yakni menguras, menutup, dan mengubur. Selain itu jangan biasakan resting place atau tempat nyamuk beristirahat dengan menggantung pakaian, memelihara ikan bisa menjadi alternative.

Menurut Ferry peran serta masyarakat dalam kebersihan lingkungan, solusinya kemandirian masyarakat untuk bisa melakukan kegiatan kebersihan lingkungannya karena fogging bukan satu-satunya solusi.

“Fogging pada prinsipnya mematikan nyamuk dewasa tetapi telur atau jentik nyamuk masih bisa bertahan,” ujarnya.

Pihaknya menyebutkan pada musim penghujan setiap tahunnya di bulan agustus atau september Dinkes membuat surat edaran kewaspadaan DBD kepada pemerintah Kabupaten/Kota yang berisikan tentang kewaspadaan kasus, mengaktifkan kembali satu rumah satu jumantik yang sudah dilatih.

“Yang kita latih kader tetapi juga semua anggota keluarga karena anggota keluarga sehari-harinya disitu,” ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memperhatikan lingkungan, yang merasa demam maka jangan takut untuk periksa ke layanan fasilitas kesehatan dan tetap jaga pola hidup sehat agar daya tahan tubuh terjaga apalalgi di masa covid-19.

Share this:

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Related post