Jelang Pembangunan FO Angkatan 66, PLN Upayakan Pengamanan Utilitas dan Suplai Listrik
PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com – Jelang pembangunan fisik Jembatan Fly Over (FO) angkatan 66 dalam waktu dekat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sudah menyiapkan skema pengamanan utilitas.
Pertemuan beberapa kali dengan Pemkot Palembang dan pihak BBJN, selaku pelaksana pembangunan proyek vital tersebut merumuskan tentang persiapan pembangunan, termasuk langkah pengaman utilitas kabel dan jaringan PLN agar tidak mempengaruhi suplai listrik ke pelanggan selama masa proses berjalan.
Hal itu diungkapkan oleh Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palembang, Praniko Banu Rendra bertempat di ruang kerjanya. Jumat, (8/10/2021).
Pihak PLN Palembang bahkan saat ini sudah survey, terkait tempat pemindahan utilitas, biaya yang dibutuhkan untuk proses pemindahan termasuk model dan konsep pemindahan agar tidak banyak mempengaruhi kenyamanan suplai listrik ke pelanggan.
Apalagi dalam rentang wilayah itu terdapat tiga pelanggan premium, yakni kantor Polda Sumsel, beberapa hotel dan RS Hermina.
“Tiga pelanggan premium di sana mungkin akan terganggu pasokan listriknya, tapi akan kita usahakan gangguannya bisa sekecil mungkin,” katanya.
Rencana awal, pengerjaan akan dilakukan pada akhir tahun mendatang, artinya saat ini harus dilakukan relokasi utilitas sehingga saat pembangunan jembatan berjalan sudah tidak terkendala apapun lagi.
“Secara umum kita masih menunggu lampu hijau dari pemerintah juga. Kita tunggu regulasi dan pola pembiayaan seperti apa, kalau semuanya sudah jelas baru kita lakukan sosialisasi ke pelanggan jelang relokasi. Kemungkinan terburuk saat pemindahan penyulang utilitas itu padam hingga tiga jam atau padam kedip saja. tapi kita usahakan dampaknya seminimil mungkin, ” bebernya.
Sementara itu kawasan pembangunan, seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan R. Soekamto, area Sekip, lanjut dia, memiliki enam penyulang dan masing-masing penyulang memasok listrik hingga ke 1000 pelanggan, sehingga kemungkinan ada sekitar 6.000 pelanggan yang akan terdampak selama proses manuver utilitas.
Pihaknya menerangkan ada dua pola yang dikerjakan yakni pembangunan penyulang baru, jika sudah tuntas baru dilakukan pemindahan. Lalu yang kedua adalah manuver ke penyulang terdekat yang tidak terdampak.
Seperti untuk RS. Hermina, hotel dan kantor Polda Sumsel pihaknya tinggal melakukan manuver saja ke penyulang lain. Sedangkan pelanggan di luar itu baru dilakukan pemindahan jaringan ke penyulang baru. Untuk pembangunan titik penyulang baru, pihaknya tinggal menunggu pembebasan lahan dari Pemkot setempat. Jika lahannya sudah tersedia baru dilakukan pembangunan penyulang baru, tuntas itu jaringan dipindah.
Dalam hal ini untuk biaya, pihaknya akan mengusahakan dari pola pembiayaan internal PLN atau support dari pihak luar melalui skema Pekerjaan Pihak Ketiga (PPK) yang sudah diusulkan ke pemerintah.
Praniko menjelaskan bentangan kabel bisa sejauh 600 hingga 700 meter dengan area pemindahan maksimal berjarak 16 meter.
“Jadi memang kita menunggu regulasi ini dari pemerintah setempat,” pungkasnya.