Nurmala Tidak Ingin Lagi Kegiatan Muscab Menjadi Beban Ketua Terpilih

 Nurmala Tidak Ingin Lagi Kegiatan Muscab Menjadi Beban Ketua Terpilih

Ketua DPC Peradi Palembang, Hj. Nurmala, SH, MH. Foto : Larassati, sibersumsel.com

Repoter : Larassati

PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Tidak ingin terjadi lagi, Ketua DPC Peradi Palembang, Hj. Nurmala, SH, MH mengaku mengeluarkan uang ratusan juta untuk membayar semua kegiatan saat pencalonan hingga penetapan dirinya saat terpilih menjadi Ketua Peradi, beberapa tahun lalu.

“Semua biaya saat pemilihan di hotel hingga membayar paduan suara, dibebankan pada Ketua terpilih kala itu, makanya saya tidak ingin pola seperti yang saya alami terjadi juga pada Ketua Peradi baru nanti,” ujar Nurmala saat dibincangi di Pengadilan Negeri belum lama ini.

Atas pengalaman itu, Nurmala tidak ingin kegiatan Muscab menjadi beban ketua terpilih nantinya. Makanya dia menetapkan biaya konfensi Fee sebesar Rp150 ribu perorang, yang akan mengikuti kegiatan Muscab Peradi pada Selasa (19/10/2021) hari ini.

Bahkan, sebut dia, anggaran yang dia siapkan kala itu capai Rp500 juta.

“Kalau tidak punya uang Rp500 juta tidak mungkin saya bisa duduk sebagai ketua Peradi sekarang. Beban biaya penyelenggaraan saat Muscab, ketua terpilih semua yang tanggung, dari sewa hotel, makan hingga bayar kelompok paduan suara pun saya yang bayar. Kalau tidak salah sampai Rp 300an juta itu biayanya. Semuanya dari kantong pribadi saya,” tuturnya.

Meski tidak ada aturan dalam AD/ART Peradi, beban selama pelaksanaan konfensi atau musyawarah Cabang bisa ditanggung bersama sebagai bentuk rasa keterikatan dan kekeluargaan satu sama lain.

Dia pun menyesalkan, ribut-ribut sebagian kecil anggota Peradi yang enggan membayar biaya itu lantaran tidak tercantum dalam aturan AD/ART secara tertulis.

“Paling 10 persen saja yang ribut-ribut soal itu dari total sekitar 1300an anggota Peradi. Terbukti saat ini hampir sebagian besar anggota Peradi sudah menyatakan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Bahkan sudah banyak juga yang melakukan registrasi pembayaran,” ungkap Nurmala, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjend) Peradi Pusat di Jakarta.

Dalam hal ini pihaknya menggarisbawahi, bahwa organisasi Peradi adalah organisasi mandiri yang tidak memiliki alokasi khusus untuk kegiatan tertentu. Makanya timnya harus putar otak agar kegiatan tetap bisa maksimal tanpa membebankan biaya operasional pada satu orang saja.

“Pola pembebanan untuk satu orng ini yang coba saya benahi karena Muscab hingga pemilihan Ketua ini adalah kegiatan bersama untuk semua anggota Peradi,” katanya.

Memang, lanjut dia, pihak DPC sudah menyiapkan dana untuk kegiatan tersebut, namun jumlahnya tidak cukup. Apalagi kegiatan di lakukan di tempat yang luxuri, ada biaya makan dua kali, buat name tag, fotokopi berkas dan semuanya. Jika kekurangan ditanggung bersama, lanjut dia, tentu akan lebih ringan sehingga rasa tanggung jawab atas keikutsertaan anggota juga bisa terjalin kuat.

Penetapan besaran alokasi dana tiap peserta pada Muscab, sebetulnya memang sudah ada, ketika zaman Bambang Harianto dulu, besarannya Rp 75 ribu per peserta.

“Saya sekarang ingin memperingankan calon yang terpilih pertama tidak ada lagi mengeluarkan biaya sebesar saya dulu, kedua tidak lagi memikirkan harus sewa kantor karena sekarang sudah punya kantor sendiri, sudah punya PBH yang sudah MoU dengan pemkot pengadilan depkumham sudah ada lemdiklat PKPA sendiri atas nama peradi,” jelasnya.

Nurmala menyebut, bahwa bidang PAK sekarang sudah ada asuransinsinya kalau sakit ada santunan dan di datangi, kemudian sudah ada tim paduan suara sendiri, sudah ada padus saya bentuk sendiri peradi punya WEB sendiri jadi DPC. Semua ini ada setelah ia menjabat.

“Semua calon baik mereka berkompetisi dengan cara yang santun dengan cara ilegan kalau memang hak kita, tidak akan berlari. Tiga kandidat ini seumuran dan mereka selevel jadi persaingannya sengit serta masing-masing punya potensi siapa yang punya nasib,” katanya.

Menurutnya, untuk para kandidat pihaknya bangga untuk adik adik yang mencalonkan semuanya punya potensi dan interigritas mereka juga putra-putra terbaik peradi. Jadi berkompetisila dengan cara yang ilegan santun. 

“Kepada para peserta pemilihan anggota peradi yang saya cintai kalau sebagai calon dukungla calon masing-masing tapi jangan saling menjatuhkan jangan meyinggung pribadi. Siapapun yag menang itu adalah kemenangan peradi kemenangan kita bersama,” tutupnya.

Share this:

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Related post