Telan Dana Milyaran Normalisasi Sungai Diduga Hanya Demi Keuntungan

 Telan Dana Milyaran Normalisasi Sungai Diduga Hanya Demi Keuntungan

Penulis : Sulipan

Editor : TW Syakroni

PALI,SIBERSUMSEL.COM, -Normalisasi sungai seharusnya membuat,kondisi sungai yang sebelumnya tidak normal kembali berfungsi , seperti aliran yang dangakal ,debit air, serta garis sempadan sungai yang menjadi pelindung kiri dan kanan sungai kembalai Koko dan berfungsi untuk menjaga keutuhan sungai. Alih-alih ingin memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak. Normalisasi Sungai Bernai di Kelurahan Handayani Mulia, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), justru dikeluhkan warga setempat. Karena terlihat telah merusak keadaan aliran air di sana.

Kuat dugaan pengerjaan normalisasi sungai ini hanya untuk proyek dan mencari keuntungan semata,karena pada awalnya tidak ada permasalahan terhadap sungai Bernai, mengingat sungai ini juga tidak mengalami penyempitan dan tidak membuat banjir di sekitar sungai jika di musim penghujan seperti saat ini.

Dari pantauan di lapangan, normalisasi berupa pengerukan sisi kiri dan kanan tepian, di sungai yang berada di kawasan Rumah Khusus PALI (RKP), telah menyebabkan gundukan tanah kerukan kembali longsor dan mempersempit aliran air, bahkan sebagian gundukan tanah di keruk dari sisi sungai, bukan dari dalam sungai supaya terlihat tinggi.

Akibatnya, tak hanya membuat sungai terlihat dangkal dan melebar, volume airnya pun kini sangat sedikit, bahkan ekosistem sungai pun rusak,dimana yang sebelumya masih memiliki hewan sungai ,seperti ikan , kini karena berkurangnya debit air, semua hewan sungaipun juga ikut menghilang. Malahan warga setempat menyebutnya seperti air drainase (parit).

“Sebelum dinormalisasi, keluarga kami biasa mandi dan mencuci pakaian di sungai ini. Apalagi seperti di saat musim penghujan ini, anak-anak kami bahkan bisa terjun dan berenang,” ungkap Aan, penduduk di RKP, Rabu (13/1/2021).

Oleh karenanya, ia dan warga lain mengaku sangat menyesalkan mengapa normalisasi itu dilakukan. Sebab, bukannya memperbaiki sungai, hal itu malah membuat rusak sumber air bersih yang menjadi andalan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Sekarang saja kami tak lagi bisa menggunakannya. Padahal ini masih musim penghujan. Apalagi di musim kemarau nanti. Pasti terjadi kesulitan air bersih,” keluh pria pindahan dari kawasan Talang Pipa ini.

Hal serupa juga disampaikan Adi. Tetangga Aan di RKP. Pada media ini, ia menyebut bahwa pekerjaan normalisasi itu terkesan asal ada proyek saja. Sebab, sama sekali tak ada manfaat yang dirasakan masyarakat.

“Entah siapa yang mengusulkannya. Karena memang tidak urgen untuk dikeruk. Di sini kan tidak banjir. Lho kok sekarang malah dibuat rusak begini?” cetusnya, yang mengaku dulu sering memancing di sana.

Ditambahkan Adi, akibat pekerjaan yang terkesan asal-asalan itu, kini jalan poros utama menuju pemukiman RKP – Simpang Airport, nyaris ikut tergerus. Jika sampai longsor, maka akses warga itu bisa terputus total.

“Longsor yang hampir menelan badan jalan ini juga sangat membahayakan. Sebab ini pas tikungan, serta jika malam hari tak ada lampu penerangan. Bisa mengancam keselamatan pengendara yang melintas,” tukasnya, di lokasi normalisasi.

Dari penelusuran media ini melalui website resmi LPSE Kabupaten PALI, pekerjaan normalisasi Sungai Bernai menggunakan APBD PALI tahun anggaran 2020 lalu. Nilai Pagu Paket Rp 3 Milyar dan nilai HPS paket Rp 2.999.850.971,76 di ikuti 14 peserta lelang,dengan volume 3 Kilometer.

Pelaksana pekerjaan di menangkan oleh PT Cahaya Muda Konstruksi yang beralamat di Alang-alang Lebar, Palembang, dengan Hasil Evaluasi penawaran , dari penawaran, Penawaran Terkoneksi dan Hasil Negosiasi, dengan nilai yang sama yaitu sebesar Rp 2.977.856.621,99. Sedang Satuan Kerja (Satker) adalah Dinas PU BM Kabupaten PALI.

Share this:

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *