Tiga Kabupaten Kota di Sumsel Jadi Pilot Project Greenhousing
Reporter : Larassati
PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Tiga kabupaten kota di Sumsel yakni Kota Palembang, Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas menjadi pilot project Greenhousing.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Sumsel, Ir Basyaruddin Akhmad MSc, mengatakan World Bank menyarankan untuk program Greenhousing ini baik dari material, listrik dan air sudah ada aturan-aturannya setelah dilakukan Launch Meeting on Technical Assistance on Development of Green and Energi Efficient Housing Strategis dengan World Bank.
Web Binar tersebut dihadiri langsung Team Leader NAHP World Bank, Dao Harrison, Ricardo Ochoa dari perwakilan IFC EDGE dan Capsus G mewakili Com SEA serta Kementrian PUPR RI, yakni Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Direktorat Jenderal Perumahan RI.
Dalam pengembangan pembangunan rumah cetak dari PT Semen Indonesia termasuk dukungan PT SIG yang menyupport untuk fasilitas solar cell tiap rumah hingga bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT) yang melibatkan beberapa bank.
Basyaruddin mengatakan standar dari kementerian PU rumah (masyarakat berpenghasilan rendah) MBR sebesar 150 juta rupiah tetapi pihaknya menekan harga tersebut sehingga menjadi 120 juta dan disubsidi sebesar 40 juta.
“Untuk harga standar 150 juta tetapi disini kita coba menekan harga itu dan kita telah melakukan exercise bersama Dirjen menekan harga hingga menjadi 120 juta artinya apabila disubsidi dari harga tersebut 40 juta maka yang dikredit oleh masyarakat sekitar 70 juta. Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah baik itu fixed income maupun non fixed income,” ungkap Basyaruddin
Pihaknya menyebutkan dari dynamic monolithic ini rumah cetak yang dibuat cetakannya kemudian dilakukan penyemprotan semen sehingga rumah ini lebih rapi, tahan api hingga 4 jam, tahan gempa dan kekuatannya tentu lebih kuat jauh dibandingkan dengan menggunakan bataco dimana bataco itu kekuatannya 2 mpa ini kekuatannya ini mencapai 17 mpa.
“Untuk saat ini, Disperkim Sumsel sudah membangun rumah contoh di kawasan Gandus. Harapannya tahun ini 100 unit rumah sudah bisa terbangun,” katanya.
Basyaruddin juga menyatakan rasa puasnya atas respon luar biasa dari Kementrian PUPR RI yang memilih Sumsel sebagai pilot Project Rumah Cetak Greenhousing melalui mekanisme (BP2BT).
Dalam hal ini konsep pengembangan afiliaasi kerjasama yang diprakarsai Dirjen Pembiayaan Perumahan RI hingga menggandeng perusahaan pembiayaan, PT Semen Indonesia, PT SIG dan perbankan menjadi kerjasama yang hasilnya sangat dibutuhkan warga MBR.
“Karena dari data yang ada, ternyata hanya 30 persen kelompok MBR yang berpenghasilan tetap, sisanya 70 persen adalah mereka yang non fixed income, seperti pemulung, juru parkir. Mereka inilah yang kita fasilitasi untuk diberikan rumah melalui skema BP2BT, ” pungkasnya.