Wali Kota Lubuklinggau Resmi bergabung dengan PKB
Penulis : SMSI
Editor : Mamnuro’aini
JAKARTA, SIBERSUMSEL.com,- Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, resmi bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Peresmiannya ditandai dengan pemasangan jaket berwarna hijau PKB langsung oleh Ketua Umum PKB, Muhaimim Iskandar (Cak Imin), Selasa (22/6) di kantor DPP PKB di Jakarta. Turut hadir Ketua DPW PKB Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Ramlan Holdan.
Sebelumnya H SN Prana Putra Sohe yang akrab di panggil Nanan ini dua kali di calonkan dari Partai Golkar untuk maju di Pilkada Lubuk Linggau dan selama ini akrab dengan Partai Golkar Sumsel.
H SN Prana Putra Sohe membenarkan kabar tersebut, Nanan mengakui dirinya hingga kini belum terikat ke partai manapun walaupun orantuanya dulu dari Partai Golkar.
“ Bapak aku pernah menjadi penasehat Golkar , tapi khan aku sendiri belum masuk kemana-mana, secara resmi aku tidak masuk di kepengurusan Golkar tapi pada dasarnya aku harus menentukan pilihan karir untuk kedepan ini,” katanya ketika dihubungi, Selasa (22/6/2021).
Apalagi menurut Nanan , dirinya dengan Ketua Umum PKB, Muhaimim Iskandar (Cak Imin) adalah kawan lama dan seumuran.
“ Aku dengan keluarga besar PKB juga kenal lama juga, itu khan , itu saja intinya,” katanya.
Setelah itu menurut Nanan , dia akan masuk ke DPR RI dan itu tujuan paling utamanya.
Sedangkan Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan dirinya bersama Nanan baru ketemu Ketua Umum PKB, Muhaimim Iskandar (Cak Imin), Selasa (22/6/2021).
“ Mungkin beliau (Nanan) ditarik ke pengurus pusat DPP PKB oleh Ketua Umum,” katanya.
Mantan anggota Komisi IV DPRD Sumsel ini mengatakan, Nanan hingga kini belum masuk ke Partai Golkar.
Menanggapi hal tersebut Sekretaris DPD I Golkar Sumsel Herpanto mengakui Nanan bukan kader Golkar tapi Nanan memang pernah diusung Partai Golkar dua kali sebagai Walikota Lubuk Linggau hingga menjadi Walikota Lubuk Linggau sebanyak dua kali.
“Dia (Nanan) awalnya dari birokrat khan, karena dia dua kali diusung oleh partai Golkar yang pertama dan kedua, selayaknya memang dia membicarakan atau berkomunikasi dengan Golkar, itu etika politik mereka enggak bener, kau tulis bae, mereka sudah banyak di besarkan partai Golkar selayaknya mereka datang dengan cara baik-baik , dia pergi dengan cara baik –baik, memang itu pilihan mereka kita tidak marah tapi dari etika berpolitiknya kurang bagus,” katanya.