Sumsel Alami Kemarau Basah, Warga Tetap Waspada Kebakaran
Palembang,SS,- Meskipun hujan mengguyur Propinsi Sumsel beberapa hari terakhir. Tapi Sumsel sekarang sedang mengalami kemarau basah. Warga Sumsel saat ini sedang mengalami kemarau basah. Karenanya warga Sumsel tetap waspada akan bahaya kebakaran.
Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani, mengatakan Sumsel akan mengalami puncak kemarau pada Agustus hingga September mendatang. Namun pasokan air tetap tinggi karena peluang turun hujan itu tetap ada.
“Ditahun 2020 ini Sumsel mengalami kemarau basah. Saat kemarau basah hujan akan tetap turun meskipun di puncak kemarau. Jadi meskipun kemarai pasokan air di musim kemarau basah ini akan tetap tinggi. Dan hujan akan tetap turun di musim kemarau basah ini.
Menurut Sinta dari data yang di dapat Stasiun Meteorologi SMB II Palembang tempratur udara cenderung tinggi tapi kelembaban udara rendah. Oleh sebab itu masyarakat harus tetap waspada bahaya kebakaran.
“Kami himbau meskipun hujan tetap di turun di saat kematau basah ini, warga tetap wasapda akan bahaya kebakaran. Karena walaupun kelembaban udara rendah tapi temperature udara tetap tinggi. Warga juga harus tetap mengkonsumsi air putih yang banyak agar tidak dehidrasi,” imbaunya.
Sinta juga mengatakan waspada kebakaran hutan dan lahan(karhutla) tetap menjadi tugas bersama pemerintah dan masyarakat. Apalagi sebagian besar wilayah Sumsel merupakan lahan gambut.
“Waspada karhutla tetap menjadi tugas bersama pemerintah dan masayrakat. Apalagi Sumsel memiliki banyak lahan gambut. Kalau sudah terbakar bahayanya api yang membakar lahan gambut sulit di padamkan,” jelasnya.
Sinta juga mengungkapkan meskipun prediksi kemarau hingga Oktober mendatang. Namun curah hujan yang cukup tinggi akan terus mengguyur Sumsel beberapa hari kedepan.
“Secara atmosfir terjadi belokan angin di Sumsel dan pengaruh gelombang rossby yang membawa air di wilayah Sumsel. Sehingga diprediksi 2-3 hari kedepan peluang hujan masih bisa terjadi. Setelah itu maka cuaca akan kembali panas, karena dinamika atmosfir ini terjadi tidak lama dan bersifat fluktuatif. Sehingga hujannya, hilang dan muncul l,” jelasnya. (dyn)