Hampir Dua Tahun Daring, PTM Obati Rasa Jenuh Siswa

 Hampir Dua Tahun Daring, PTM Obati Rasa Jenuh Siswa

Ketua Dewan Pendidikan Sumsel, Supadmi Kohar. Foto : Larassati, sibersumsel.com

Penulis : Larassati

Editor   : Mamnuro’aini

PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Hubungan sosial kemasyarakatan bisa hilang, tidak semata-mata hanya dari segi ilmu tetapi hubungan sosial itu juga lebih penting. Dengan dibukanya pemberlakuan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Palembang dan beberapa kota lain di Sumsel menjadi signal yang baik untuk dunia pendidikan dan obati rasa jenuh siswa.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Sumsel, Supadmi Kohar, di ruang kerjanya, Selasa (31/8/2021).

“Selama ini hampir dua tahun belajar daring siswa sudah mulai jenuh, disamping itu hubungan masyarakatnya bagaimana interaksi siswa satu dengan siswa lain, siswa dengan guru yang tak kunjung tatap muka menyebabkan kejenuhan,” kata Supadmi.

Supadmi mengatakan hasil pertemuan di beberapa daerah dilakukannya pembelajaran secara daring bertujuan supaya tidak ada cluster baru di dunia pendidikan terutama terhadap siswa tetapi kenyataannya karena kejenuhan, mereka tetap keluar rumah dan berkumpul dengan teman lainnya di luar sekolah.

Maka pihaknya menyetujui PTM karena konsep teknis yang akan dilakukan oleh kepsek dan guru sudah baik, tinggal nanti bagaimana melihat prakteknya di lapangan. Apakah guru dan perangkat sekolah mampu mendisplinkan anak didik selama proses PTM di sekolah, mulai dari kebiasaan cuci tangan, jaga jarak antar siswa saat belajar, waktu jam yang tidak boleh terlalu lama hingga pemasangan masker yang benar-benar diawasi. Karena selama di lingkungan sekolah, anak didik menjadi tanggung jawab penuh para guru.

Supadmi melihat sistem PTM memang sudah ditunggu para siswa, karena mereka sudah bosan belajar dengan pola daring. Ini dilihat dari aktifitas siswa yang sebagian tetap keluar rumah, dengan alasan belajar bersama namun nyatanya mereka malah nongkrong-nongkrong di beberapa tempat. Aktifitas tersebut justru akan lebih baik jika siswa hanya berkumpul-kumpul itu dialihkan dengan pembelajaran di sekolah saja.

Artinya mereka juga sudah kangen untuk berkumpul bersama, belajar bersama. Daripada mereka kumpul di restoran, cafe atau sekedar jalan-jalan di mall, mending dialihkan saja ke sekolah. Ini kita lihat jauh lebih baik,” ujarnya

Sistem pembelajaran daring juga diakuinya banyak kelemahan, misalnya akses internet tiap lokasi siswa tidak semuanya baik, kuota data habis, gangguan signal jaringan, hape tidak memenuhi standar hingga listik yang kadang padam.  Gangguan teknis itu akan melemahkan mental siswa sehingga penyerapan ilmu dari para guru menjadi tidak maksimal.  Kondisi itu yang dia lihat terjadi.

Sistem pembelajaran daring, dia lihat kerap tidak maksimal, terutama bagi siswa tingkat dasar. Makanya serapan ilmu melalui pola tersebut justru berjalan tidak terlalu efektif dibandingkan sistem temu muka langsung.

Pihaknya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah. Hanya saja, penerapan nya harus ketat dan peka terhadap semua aktifitas anak.

“Jangan lengah. Wajar jika ada interaksi tapi pengawasan juga harus detail dan ekstra,” tukasnya.

Share this:

Tinggalkan Komentar Anda Mengenai Berita Ini, Harap berkomentar dengan sopan dan bijak.

Related post