Warga Puncak Sekuning Palembang Dapatkan Program Bedah Rumah

Desni (69), warga Jalan Puncak Sekuning Lorong Swadaya Nomor 696 Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Senin (9/8/2021) mendapatkan Program Bedah Rumah dari Gubernur Sumsel melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Sumsel. Foto : Larassati, sibersumsel.com

Penulis : Larassati
Editor : Mamnuro’aini
PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Desni (69), di Jalan Puncak Sekuning Lorong Swadaya Nomor 696 Kecamatan Ilir Barat I Palembang, Senin (9/8/2021) mendapatkan Program Bedah Rumah dari Gubernur Sumsel melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Sumsel.
Desni yang sebelumnya sempat di kucilkan warga lainnya karena hunian yang tidak layak ini merasa sangat beruntung.
“Ya Allah, terima kasih bapak, terima kasih Pak Gubernur. Akhirnya doa saya terkabul, ” ucap Desni, nenek empat cucu ini langsung menyambut dan mempersilahkan rombongan masuk dan melihat langsung kondisi dalam rumah.
Rumah kayu milik Destini ini bentuknya sudah tidak tegak lagi, seperti terbelah jadi dua bagian. Sisi kanan rumahnya miring ke kanan dan bagian kiri rumah berukuran 7×14 meter itu miring ke kiri. Pondasi rumah rapuh sehingga tak mampu lagi menahan bangunan berdiri tegak.
Bahkan Satu bulan saja tidak dipugar, mungkin rumah yang sudah ditempati nenek Desni bakal roboh. Tak heran, ketika melangkah masuk, wajib berjalan pelan dan hati-hati, mengantisipasi agar bangunan tidak ambruk dan menghindari jebakan batman, alias lubang-lubang lantai.
Menurut Desni binatang liar sepertibiawak, ular dan hewan melata lainnya tiba-tiba masuk melalui celah lubang tersebut. Disaat hujan rumahnya kebanjiran karena bagian bawah rumah adalah rawa berair.
“Saya tinggal di sini sejak tahun 1965, kami dikucilkan di kampung ini dan cucu-cucu saya ketika bermain diejek rumah buruk dan bobrok. Rumah kami pernah dimasuki dan kejar-kejaran dengan ular, biawak dan ketika hujan angin masuk dari jendela dan rumah kami banjir,” ucapnya sambil menyeka air mata.
Rumah itu sendiri terdiri dari tiga ruang kamar, satu ruang tamu bersekat, ruang tengah yang menyatu dengan dapur hingga bagian belakang. Masing-masing kamar sudah tidak berpintu lagi sehingga mata bisa leluasa menelisik bagian dalam tiap ruang kamar. Kondisinya kamar bahkan lebih memilukan, lantaran posisi lemari sudah miring mengikuti kemiringan pondasi.
Janda yang sudah ditinggal suaminya sejak 12 tahun ini mengaku, kehidupan sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan anaknya dari juru parkir di salah satu rumah makan. Dia sendiri tidak bekerja lantaran umur sudah tua dan menjaga cucu di rumah.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Sumsel, Basyaruddin Achmad, yang langsung mendatangi berinteraksi dan mengecek langsung kebutuhan dan konsep perbaikan rumah akan seperti apa di kediaman warga yang mendapatkan program bedah rumah.
Basyaruddin mengatakan ada beberapa tipe yang akan di bangun dalam program bedah rumah ini tergantung tingkat keparahan rumah, letak rumah dan kontur tanah dengan biaya yang sudah dipatok.
“Rumah yang lokasinya bukan di rawa-rawa, di tanah tinggi dan keras bisa jadi rumah yang permanen. Tetapi jika posisi rumahnya di tanah rawa kebanyakan yang punya rumah lebih meminta dilakukan perbaikan pondasi biayanya banyak. Di pondasi panggung sehingga dilakukan penghematan-penghematan dengan tetap menggunakan material yangg lama tetapi yang sudah jelek diganti,” kata Basyaruddin
Menurut Basyaruddin alokasi dana Rp 25 juta, wajib diefektifkan agar manfaat dari Program Bedah Rumah bisa dirasakan langsung.
“Pondasi kita buat tapak panggung karena bagian bawah bukan tanah keras, jadi kita lakukan penyesuaian. Target kita pembangunan bisa kelar seminggu lebih. Ini rumah dari sumbangan Kesbangpol Sumsel,” jelasnya.
Share this:

