KONI Akan Menindak Tegas Tindakan Aksi Penggalangan Dana Oknum Atlet-Pelatih

KONI akan menindak tegas tindakan aksi Penggalangan Dana Oknum Atlet-Pelatih di Simpang Lima Kantor DPRD Sumsel Jumat (/8/2021). Foto : Larassati, sibersumsel.com

Penulis : Larassati
Editor : Mamnuro’aini
PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel menyesalkan tindakan sejumlah atlet dan pelatih melakukan aksi protes dengan menggalang dana untuk pembelian peralatan pertandingan jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Oktober 2021 mendatang di Simpang Lima DPRD Sumsel Jumat, (14/8/2021).
Ketua Umum KONI Sumsel, Hendri Zainuddin, didampingi Ketua Pelatda Terpusat Sumsel, Ir Suparman Romans, dalam rapat koordinasi KONI Sumsel dan Panitia Pelatda, di Aula Wisma Atlet JSC, Jumat (14/8/2021) malam. Tepatnya setelah empat jam aksi penggalangan dana menegaskan bahwa aksi minta sumbangan di jalan itu punya tendensi politis, sengaja mendeskreditkan seseorang dan menjatuhkan nama daerah.
Dalam rapat tersebut, suara peserta rapat bulat mendesak pelatih yang dinilai memprovokasi atlet untuk dipecat. Karena telah sengaja bertujuan menginjak harga diri lembaga KONI Sumsel dan Provinsi Sumsel. KONI Sumsel sudah melakukan berbagai perjuangan dan telah sepakat dengan solusi yang diambil.
“Kemarin mereka minta pembayaran uang pembinaan, dan hari ini sudah direalisasikan,” ujar Hendri Zainuddin.
Menurut Hendri, pihaknya mendapat informasi ada oknum atlet dan pelatih demo di jalanan, yang baru kali ini terjadi sejarah di Indonesia seorang patriot olahraga tidak menunjukkan dirinya seorang patriot.
Hendri mengakui masih ada satu yang belum terpenuhi yakni peralatan pertandingan untuk PON.
“Perlu diingat bahwa negara ini punya mekanisme pencairan dana, sekarang proses pengadaan, kenapa itu yang dijadikan alasan untuk demo. Tolonglah, provokator, jangan sampai merusak citra kita Sumsel. Kecuali kalian, misalnya duit pembinaan tidak ada, duit pelatda tidak ada, ini kan clear semua,” ujar Hendri.
Sementara itu Ketua Pelatda Terpusat, Ir Suparman Romans, menambahkan telah menggelar rapat koordinasi dengan Pengurus Cabor (Pengprov) Cabor terkait hal yang diinginkan cabor.
“Dan semua sudah menemui titik temu, apa yang ditawarkan,” tegasnya.
Suparman juga menyesalkan aksi minta sumbangan itu, karena tim Pelatda dan Pengurus KONI sudah melakukan berbagai upaya maksimal. Bahkan tim Pelatda Terpusat bekerja 24 jam.
Suparman mengatakan anggaran yang ada di KONI banyak diprioritaskan untuk atlet dalam pembinaan dan prestasi.
“Dan perlu diketahui, pengurus KONI Sumsel sudah berjuang maksimal dan tidak sedikitpun KONI Sumsel mengambil hak-hak atlet,” ungkapnya.
Melalui dana hibah, pihaknya hanya diberikan dana Rp 1 miliar lantaran banyak anggaran pemerintah yang tersedot untuk penanganan Covid 19.
Alokasi Rp 1 miliar itu rencananya akan digunakan untuk membeli alat dan kelengkapan pertandingan untuk 24 cabor yang diikuti. Namun para pelatih banyak yang protes lantaran mereka menilai dana tidak mencukupi. Setelah dihitung-hitung untuk pembelian alat dan kelengkapan pertandingan ternyata anggarannya kurang Rp 600 juta.
Maka dari itu Suparman, pihaknya mencarikan dana talangan dengan pihak ketiga. Pihak inilah yang akan menutupi kekurangan anggaran untuk pembelian perlengkapan tersebut.
Namun pelatih ini banyak yang tidak sabar. Mereka mempengaruhi atlet untuk ikut protes. Makanya kami nilai ini sebagai tindakan pembangkangan. Padahal sejak awal kami sudah membuka jalan perundingan,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Suparman, kekisruhan dipicu karena semua proses transaksi untuk pembelian alat-alat pertandingan harus melalui pihak internal KONI langsung tanpa campur tangan pihak ketiga.
“Dasarnya ini dana hibah, makanya kami tidak bisa menghibahkan dana ini dengan alasan apapun kepada pihak ketiga. Kalau atlet, pelatih atau pengprov sudah memesan alat pertandingan sendiri, sini kwitansi pemesannya biar kita yang urus, ” tukasnya.
Share this:

