Program Bedah Rumah Gubernur Sumsel Libatkan Guru dan Siswa SMKN 2 Palembang
PALEMBANG, SIBERSUMSEL.com,- Dinas Pendidikan bersama Dinas Perumahan dan Pemukiman Sumsel melibatkan 15 siswa SMKN 2 Palembang untuk mendesain hingga merenovasi rumah milik Syamsudin (71), penarik becak yang tinggal di Jalan DI Panjaitan Lorong Damai Plaju Ulu Palembang.
Seperti diketahui memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi Sumsel sekaligus peringatan Hari Kemerdekaan RI, Gubenur Sumsel, Herman Deru menghadiahi 75 warga Sumsel, melalui program bedah rumah yang posesi serah terimanya akan dilakukan pada Selasa (17/8) mendatang.
Rumah mereka direnovasi hingga menjadi rumah layak huni dengan serapan anggaran pengerjaan Rp 25 juta tiap rumah. Anggaran berasal dari sumbangan tiap OPD Sumsel, perbankan, perusahaan BUMN dan BUMD. Untuk proses pengerjaan dan pembangunan diawasi langsung Disperkim Sumsel.
Kepala Disperkim Sumsel, Basyarudin Achmad, hingga kini terus melakukan pengawasan langsung ke lokasi rumah yang masuk program tersebut. Bahkan satu hari, bisa mengunjungi tiga hingga empat rumah untuk memastikan proses pengerjaan sudah sesuai.
Mobil tidak bisa masuk lantaran sempitnya median jalan. Bahkan ada juga rumah yang berada di atas rawa berair dan untuk tiba disana, rombongan harus melewati jembatan kayu sempit yang hanya bisa dilalui satu-dua orang beriringan. Masuk dari satu lorong ke lorong tertentu dilakukan dengan berjalan kaki karena rata-rata lokasinya berada jauh di ujung lorong.
Rumah milik keluarga Syamsudin termasuk unik, lantaran proses pembangunannya dilakukan oleh 15 siswa SMKN 2 Palembang, dari jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) serta jurusan Instalasi Listrik. Para siswa yang terjun langsung mengaduk semen, membuat pondasi, menyusun dan memasang batu dinding, atap hingga lantai berkeramik putih. Bahkan rumah itu juga dibuatkan instalasi listrik diawasi langsung guru yang standby di lokasi.
“Bagian dari komitmen kita untuk memberikan rumah terbaik bagi warga. Ini wujud perhatian pemprov Sumsel kepada warga yang memang layak dibantu serta membangun hidup mereka secara layak dan manusiawi, ” ucap Basyaruddin, yang menjadi pilot project pada program tersebut.
Basyaruddin mengurai, dari semua rumah yang dia lihat, semuanya memang layak dibantu makanya timnya tidak mempermasalahkan ketika harus berjalan kaki masuk dari satu lorong ke lorong tertentu, menaiki jembatan kayu kecil di atas rawa, lebak, sungai hingga mengayuh sepeda agar bisa sampai ke lokasi rumah yang dituju.
“Memastikan semuanya berjalan baik. Ini bagian komitmen pak Gubernur untuk memberikan yang terbaik. Makanya saya ingin memastikan semuanya berjalan baik dari mulai perencanaan, pemilihan bahan bangunan, spesifikasi hingga setelah rumah tuntas,” katanya.
Untuk rumah sumbangan dari Dinas Pendidikan Sumsel, diakuinya luar biasa. Rumah berukuran 13×3 meter itu dulunya adalah rumah kayu, yang sebagian dinding rumah ditutupi terpal plastik. Lantai semen dengan sebagian atap bolong dan kayu plafon yang 90 persen sudah rapuh. Jarak plafon ke lantai juga tak sampai 1,5 meter sehingga penghuni harus membungkukan badan ketika beraktifitas dalam rumah.
Syamsudin (71), beberapa kali memeluk Basyaruddin yang kala itu berkunjung dengan Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Pahlevi, dan Kepala SMKN 2 Palembang, M Rafly, serta tim teknis lainnya. Mereka juga membawa sembako untuk membantu langsung keluarga Syamsudin yang matanya terus memerah.
“Sehari kalau ramai yang naik becak, paling dapat Rp 50 ribu. Disitulah buat makan kami. Kalau hujan dan angin, paling cari bekas terpal plastik sisa kampanye orang buat nutupi dinding yang bolong,” katanya.
DSyamsuddin mengaku telah menempati rumah itu sejak tahun 1970 dan baru kali ini dilakukan renovasi. “Ya Allah, terimakasih Pak Gub, Pak Herman Deru,” ujar Syamsuddin.